jurnalisnusantarasatu.id|SUKOHARJO-Puluhan relawan kemanusiaan dari sejumlah komunitas di Kabupaten Sukoharjo berkumpul ambil bagian dalam acara “Outbond bersama Komunitas Relawan Se-Sukoharjo bersama Om Djoe dalam rangka HUT Sabagiri ke-36 tahun pada Minggu, (19/11/2023) di pelataran Watu Kembar Keraton Kartasura.
Suasana Oubond bersama Mas Djoe, tampak
penuh kekompakan dan keceriaan, mereka mengikuti setiap game yang diberikan oleh panitia outbond. Senda gurau, tawa renyah tercipta dari para peserta, meski mereka harus belepotan dan basah akibat hukuman dari setiap game.
Acara perdana yang baru pertama kali digelar di Kabupaten Sukoharjo tersebut diprakarsai oleh Djuyamto, SH, MH, seorang putra daerah asal Kartasura yang dikenal sangat peduli dengan kegiatan sosial budaya dan kemasyarakatan.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Pendiri Sabagiri sekaligus pemrakarsa acara Djuyamto, SH, MH, Koordinator Basarnas Pos SAR Solo Arief Sugiyarto, Ketua Sabagiri Joko Paryanto dan tamu undangan lainnya.
“Acara tersebut guna menyatukan sejumlah elemen relawan yang ada di Kartasura dan sekitarnya.” kata Ketua Sabagiri Joko Paryanto dalam sambutannya.
Joko Paryanto memaparkan melalui kegiatan ini akan menyatu guna berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang ada di sekitar kita, mudah-mudahan kehadiran keluarga besar gabungan pecinta alam Sabagiri yang berada di Kartasura yang kini memasuki usia ke-36 ini, kami bisa bersinergi dan bekerjasama dengan relawan komunitas yang lain untuk memberi warna yang lain.
“Diusia 36 tahun berdirinya gabungan pecinta alam Sabagiri dia ingin membangkitkan lagi semangat kemanusiaan dan semangat untuk mencintai alam.” kata Djuyamto, SH.MH, pemrakarsa acara sekaligus pendiri Sabagiri saat dikonfirmasi awak media.
“Dimana salah satunya ada unsur bagaimana kita bisa Memayu Hayuning Bawono dengan cara kegiatan outbound yang diikuti relawan kemanusiaan se Kabupaten Sukoharjo,” tegas Om Djoe .
Pria yang akrab disapa Mas Djoe tersebut mengingatkan kembali bahwa saat relawan kemanusiaan turun ke lapangan atau tempat terjadinya bencana, maka tidak ada sekat-sekat perbedaan karena satu tujuannya untuk rasa kemanusiaan.
“Dalam rangka ulang tahun Sabagiri, semua relawan kemanusiaan yang ada di Sukoharjo direfresh supaya tidak terkontaminasi dengan perbedaan-perbedaan yang ada, itulah kenapa peringatan Sabagiri ke 36 mengambil tema outbound bersama,” jelasnya.
Memasuki tahun politik Mas Djoe berpesan agar saling menghormati hak asasi masing-masing personil terutama di Sabagiri dan umumnya para relawan.
“Pasti ada perbedaan pilihan, perbedaan harus kita hormati tidak boleh perbedaan ini menghadirkan bermusuhan makanya outbound ini kita harapkan merefresh, ayo bareng-bareng tidak usah memandang baju dan bendera semuanya adalah saudara,” terangnya.
Mas Djoe berharap semangat untuk terus memupuk persaudaraan melalui kegiatan-kegiatan pecinta alam dan kemanusiaan tidak boleh berhenti karena adanya dinamika organisasi.
“Di usia 36 tahun biasanya ada friksi-friksi, ada dinamika itu biasa dalam organisasi yang penting bendera tetap berdiri dan tetap eksis,” tegasnya.
Koordinator Basarnas Pos SAR Solo Arief Sugiyanto memaparkan kami dari Basarnas sangat mengapresiasi acara yang diinisiasi oleh Sabagiri ini, walaupun mungkin acara ini semi formal tapi efeknya luar biasa sekali untuk terjalinnya komunikasi secara individu yang nantinya akan berfungsi baik pada saat operasi SAR, karena operasi SAR butuh chemistry antara personal, kalau sudah seperti ini tentu kedepan akan
sangat efektif karena pasti sudah saling memahami,” bebernya.
Sementara Ketua Paguyuban Warga Ageng Kartasura (Pawartos) Ruthsahaya Sapujiati menilai 36 tahun usia Sabagiri merupakan kebersamaan yang luar biasa.
“Mampu merangkum kebersamaan tentu tidak mudah dan banyak tantangan, saya rasa patut kita teladani sebagai organisasi yang terus berkembang berdampak untuk lingkungan dan juga kepada masyarakat. Luar biasa untuk Sabagiri,” pungkasnya. (Tim/Red)